Old school Easter eggs.

SELAMAT DATANG PARA TAMU

SEMOGA HARI INI REJEKI NYA MELIMPAH AMIIN ..

SIDOARJO AREA

Mohon ma'af.situs JADUL masih dalam pengiditan butuh waktu 30 tahun

DI BALIK BERATNYA PERNIKAHAN"

y

Assalamu 'Alaikum Wr Wb.
"DI BALIK BERATNYA PERNIKAHAN"
Menikah itu berat.
Suami memberi nafkah itu berat, begitupun istri harus melayani suami.
Mendidik pasangan itu berat, apalagi mengurus anak.
Menyelesaikan problem rumah tangga itu berat, apalagi ketika di tempat kerja juga banyak masalah.
Bersikap kepada mertua itu serba salah, apalagi kalau sudah beda pendapat.
Cemburu itu tidak enak, begitupun dicemburui, apalagi tidak ada bukti. Mempertahankan pernikahan itu susah, apalagi sudah ada orang ketiga.
Berumah tangga itu tidak enak, apa-apa harus persetujuan pasangan. Berbeda dengan melajang, segala yang diingini boleh dilaksanakan.
Jika sudah beristri, pulang kerja sudah dinanti, tidak bisa kelayaban lagi.
Jika sudah bersuami, keluar rumah pun harus ijin dulu, dan tak boleh sembarangan terima tamu.
Kalau wajah suami sudah tertekuk, perasaan istri jadi kikuk.
Kalau istri sudah cemberut, segala urusan suami jadi carut marut.
Seorang teman kemana-mana tak pernah lupa membawa foto istrinya di dompet, Bukan karena terlalu cinta, Tapi hanya untuk berjaga-jaga, kalau tiba-tiba mengahdapi masalah besar di pekerjaan, maka tinggal melihat foto itu, dan masalah seberat apapun jadi ringan.
Sebab, masalah dengan orang di foto itu jauh lebih berat.
Yaaah, menikah itu memang berat… Tapi, seberat apapun menikah, ternyata jauh lebih berat mempertanggungjawabkan kelajangan di yaumil hisab.
Sebab, orang yang berani menikah, bersedia menjalani beratnya rumah tangga, bertahan dalam sulitnya membangun kehidupan bersama, maka kelak di yaumil hisab mereka akan memperoleh hisab yang mudah. Karena yang berat-berat sudah dijalani di dunia.
Lagipula, orang yang mau menikah, berarti menghidupkan sunnah, dan in sya Allah dia berhak atas syafa’at
Nabiyyuna Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kelak di hari penentuan.
Jadi, pilih tetap melajang dengan alasan agar mudah di dunia, padahal berat di hari kiamat, atau pilih berumah tangga yang akan meringankan hisab dan mengundang syafa’at?